Sosialisasi Penggunaan Bahan Aktif Alami Daun Salam (Syzygium polyanthum) Sebagai Pengobatan Bisul
Main Article Content
Abstract
Pengobatan herbal mempunyai kelebihan yang lebih menguntungkan yaitu memiliki efek samping yang kecil dibandingkan dengan pengobatan kimiawi, Kemajuan teknologi saat ini telah menciptakan banyak jenis antibiotik yang bermanfaat secara klinis, sehingga pemilihan antibiotik yang kurang tepat dapat menimbulkan bakteri yang resisten. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh antibakteri adalah bisul Menurut penelitian sebelumnya tanaman daun salam mengandung senyawa metabolit sekunder, aitu flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri yang cukup tinggi. Tujuan sosialisasi Pengabdian kepada Masyarakat ini untuk memberikan pemanfaatan daun salam dalam pengobatan bisul. Hasil pelaksanaan penyuluhan ini pada masyrakat dalam bentuk informasi dan edukasi pemanfaatan daun salam sebagai obat bisul. Setelah melaksakan kegiatan pelatihan ini, masyarakat lebih mengetahui bahwa Daun salam yang selama ini hanya dijadikan sebagai bumbu masak ternyata sangat bagus dalam pengobatan, salah satunya dalam pengobatan bisul.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Fahirah Arsal AS. Deteksi dan Pola Kepekaan Antibiotik pada Extended Spectrum Beta Lactamase (Esbl) Eschericia Coli dari Sampel Urin Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2018. UMI Med J. 2019;3(2):1–13.
Idrus, H. H. et al. (2019) ‘Efektifitas Ekstrak Buah Sawo Manila (Achras Zapota L.) terhadap Salmonella Typhi dengan Metode Agar Difus’, UMI Medical Journal, 3(1), pp. 1–11. doi: 10.33096/umj.v3i1.30.
Marselia, S., Agus, W., Savante, A.. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sona (Ploiarium alternifolium Melch) Terhadap Propionibacterium acnes. JKK. 2015. Vol 4(4), 72-82.
Widyawati T, Purnawan WW, Atangwho IJ, Yusoff NA, Ahmad M, Asmawi MZ. Antidiabetic Activity of Syzygium polyanthum (Wight) leaf extract, the most commonly used herb among diabetic patients in Medan, North Sumatra, Indonesia. Int J Pharm Sci Res. 2015; 6(4):1698–704