Upaya Percepatan Penurunan Stunting (Gizi Buruk dan Pola Asuh ) Pada Balita yang Beresiko Stunting
Main Article Content
Abstract
Stunting adalah ketidakmampuan anak di bawah usia 5 tahun untuk tumbuh karena kekurangan gizi kronis, terutama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita. Pengetahuan ibu yang kurang, pola asuh yang salah, sanitasi dan hygiene yang buruk dan rendahnya pelayanan kesehatan dianggap sebagai penyebab stunting. Kekurangan energi dan protein dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan balita. Perilaku ibu dalam mengasuh balitanya memiliki kaitan yang erat dengan kejadian stunting pada balita. Ibu dengan pola asuh yang baik akan cenderung memiliki anak dengan status gizi yang baik, begitu juga sebaliknya ibu dengan pola asuh gizi yang kurang cenderung memiliki anak dengan status gizi yang kurang. Pola asuh makan yang baik dicerminkan dengan semakin baiknya asupan makan yang diberikan kepada balita. Asupan makan yang dinilai secara kualitatif digambarkan melalui keragaman konsumsi pangan. Keragaman pangan mencerminkan tingkat kecukupan gizi seseorang. Rendahnya pola asuh menyebabkan buruknya status gizi balita. Setiap ibu perlu belajar menyediakan berbagai jenis makanan dan tidak harus makanan yang mahal tetapi makanan yang mengandung zat gizi yang cukup. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah : Untuk terbentuknya pengetahuan di kalangan masyarakat dan di wilayah kota Medan, dan menurunkan angka stunting yang tinggi menjadi rendah di tahun 2024, meningkatnya kegiatan dan pencegahan stunting dikalangan masyarakat.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Lamid A, 2018. Masalah Kependekan (Stunting) Pada Anak Balita: AnalisisProspek Penanggulangan di Indonesia. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan. 2018.
Kemenkes RI, 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Dinkes PROVSU, 2019. Prevalensi Balita Stunting di Sumatera Utara Tahun 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Adriany, F., Hayana, H., Nurhapipa, N., Septiani, W., & Sari, N. P, 2021. Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Pengetahuan dengan Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Kesehatan Global, 4(1), 17–25. https://doi.org/10.33085/jkg.v4i1.4767
Ahmad, Z. F., & Nurdin, S. S. I., 2019. FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU ORANG TUA PADA BALITA STUNTING Jurnal Ilmiah Umum Dan Kesehatan Aisyiyah, 4(2), 93.
Bappenas, 2018. Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan stunting. In Rencana Aksi Nasional dalam Rangka Penurunan Stunting: Rembuk Stunting (Issue November).
Rokom, 2018. Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. Retrieved from sehatnegeriku.kemkes.go.id:https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20180407/1825480/cegah- stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi-2/
BKKBN. (2021, August 20). Luncurkan DASHAT, BKKBN Optimis Stunting Teratasi. Retrieved from bkkbn.go.id: https://www.bkkbn.go.id/berita-luncurkan-dashat- bkkbn-optimis-stunting-teratasi
Ramadhan, K. (2022). Peran Kader Dalam Penurunan Stunting di Desa. Jurnal Bidan Cerdas, 53-61
Kemenkes RI, 2018. Buletin Stunting. Kementerian Kesehatan RI, 301(5), 1163–1178.
Laili, U., & Andriani, R. A. D. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting. Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS,https://doi.org/10.32528/pengabdian_iptek.v5il.2154
Indah Budiastutik, & Muhammad Zen Rahfiludin. (2019). Faktor Risiko Stunting pada anak di Negara Berkembang . Amerta Nutrition, 3(3), 122–129. https://doi.org/10.2473/amnt.v3i3.2019.122-129