Penyuluhan Dalam Pemeriksaan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Upt Puskesmas Rantang Medan

Authors

  • Terang U Sembiring Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan
  • Denrison Purba Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan
  • Erlan Aritonang Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan
  • Malemta Tarigan Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan
  • Erni Zebua Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan
  • Winda I Zebua Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan

Keywords:

Lansia, Asam Urat, Penyuluhan, POCT.

Abstract

Lansia di atas usia enam puluh tahun, kesehatan fisik dan mental seringkali memburuk, setelah itu kemampuan tubuh dalam menahan berbagai serangan penyakit menurun. Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin dalam tubuh. Kelebihan asam urat tidak diserap oleh tubuh dan tidak dimetabolisme secara sempurna sehingga menyebabkan peningkatan asam urat dalam darah yang disebut hipererucemia. Asam urat didiagnosis bila hasil laboratorium menunjukkan kadar asam lemak lebih dari 7 mg/dl pada pria dan lebih dari 6 mg/dl pada wanita. Umumnya penyakit ini menyerang pada lansia, dimana kemampuan tubuh untuk memetabolisme purin menurun, baik yang terdapat pada bahan pangan maupun dari hasil pemecahan purin dari asam nukleat. Dalam serum, urat berbentuk natrium urat, sedangkan dalam saluran urine, urat berbentuk asam urat. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan secara deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran kadar asam urat pada lansia di UPT Puskesmas Rantang Medan. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada lansia yang berusia 60-74 tahun yang berjumlah 30 sampel dengan menggunakan metode Stick (Accu Check). Dalam  penelitian yang telah dilakukan pada 30 sampel menunjukkan hasil kadar asam urat meningkat sebanyak 21 sampel (70%) dan kadar asam urat yang normal 19 sampel (30%). Kadar asam urat Normal berdasarkan jenis kelamin pada laki-laki sebanyak 5 sampel (16,66%) dan perempuan sebanyak 4 sampel (13,33%). Kadar asam urat meningkat berdasarkan jenis kelamin laki-laki 4 sampel (13,33%) dan perempuan 21 sampel (69,99%). Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan penelitian Kadar asam urat akan mengalami peningkatan terhadap lansia,terutama pada wanita sebayak 21 sampel (69,99%).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arikunto S.2006. Prosedur penelitian suata pedekatan praktik. Edisi revisi Rineka Cipta, Jakarta.

Astuti, N. G. A. W. (2021). Gambaran Kadar Asam Urat pada Lansia yang Bekerja di Banjar Kasianan Wilayah Kerja Puskesmas Petang 1 Kabupaten Badung Tahun 2021 [Poltekkes Kemenkes Denpasar].

Andry Dan Yudha. (2017). Distribusi Faktor Hiperurisemia Terhadap Pasien Gout Arthritis Di Poliklinik Penyakit Dalam Dan Radiologi RSUD Meuraxa Banda Aceh.1(4): 64-71

Dahroni, D., Arisdiani, T., & Widiastuti, Y. P. (2019). Hubungan Antara Stres Emosi Dengan Kualitas Tidur Lansia. Jurnal Keperawatan Jiwa, 5(2), 68.

Lumunon O, Bidjuni H & Hamel R. 2015. Hubungan Status Gizi dengan Gout Arthritis pada Lanjut Usia di Puskesmas Wawonasa Manado. Jurnal Keperawatan. 3(3): 1 – 10.

Nugroho, Abikusno, Yuda T, & Adhi S. 2017. Gambaran Kesehatan Lansia Di Indonesia. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan. 1(2): 45 – 50.

Julianti R, Fery Efendi, 2011. Jurnal Gambaran Tentang Kadar Asam Urat Pada Lansia. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Rina Yenrina, Diah Krisnaturi, 2008. Diet Sehat Untuk Penderita Asam Urat . Penebar swadaya: Jakarta.

Utami, V. P. (2018) ‘Membandingkan Hasil Pemeriksaan Asam Urat Menggunakan Metode Enzimatik Kolorimetri dan Metode Rapid Test pada Penderita Gout di RSUD Dharmasraya’.

Downloads

Published

2024-08-07