JURNAL MUTIARA KESEHATAN MASYARAKAT
http://114.7.97.221/index.php/JMKM
<p style="text-align: justify;">Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat merupakan jurnal yang dipublikasikan oleh Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia sejak 8 Juni 2016 dengan SK no. 0005.25278185/JI.3.1/SK.ISSN/2016.06. Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat dipublikasikan dua kali dalam setahun yakni di bulan Juni dan Desember.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>ISSN: 2527-8185 (media online).</strong></p>Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesiaen-USJURNAL MUTIARA KESEHATAN MASYARAKAT2527-8185INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI KAMPUNG KB
http://114.7.97.221/index.php/JMKM/article/view/5444
<p><strong>Latar belakang</strong>: Stunting pada balita di Indonesia disebabkan oleh kekurangan gizi dan lingkungan yang tidak sehat. Perilaku hidup bersih dan tidak sehat seperti akses sanitasi dan praktik cuci tangan, penting dalam memberikan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat kepada orang tua guna meningkatkan kesehatan keluarga dan mencegah stunting.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat orang tua dengan kejadian stunting pada balita di Kampung KB.</p> <p><strong>Metode</strong>: Jenis penelitian ini deskriptif observasional dengan desain cross <em>sectional</em>. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu 208 balita dengan sampel 69 balita berisiko stunting di Kampung KB. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Variabel bebas meliputi ketersediaan jamban sehat, air bersih, praktik cuci tangan pakai sabun (CTPS), kondisi fisik rumah, dan riwayat penyakit infeksi. Variabel terikat yaitu kejadian stunting pada balita. Pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuesioner dan observasi ke rumah responden. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Ditemukan 27,5% balita mengalami stunting. 81,2% responden memiliki jamban kurang baik dan 73,9% tidak memenuhi syarat untuk sumber air MCK. Penerapan CTPS sebanyak 97,1%, sebanyak 26,1% rumah tidak memenuhi syarat dan 47,8% responden memiliki riwayat infeksi.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Sanitasi buruk dan penyakit infeksi berkontribusi pada stunting di Kampung KB, meskipun ibu sudah menerapkan CTPS dengan baik. Peningkatan akses sanitasi dan pendidikan kebersihan penting untuk menurunkan stunting, dengan penelitian lanjutan untuk intervensi yang lebih spesifik</p>Dimas Budi PramonoElly TrisnawatiIndah BudiastutikMarlenywati
Copyright (c) 2024 Dimas Budi Pramono, Elly Trisnawati, Indah Budiastutik, Marlenywati
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-232024-12-2392596810.51544/jmkm.v9i2.5444HUBUNGAN USIA, MASA KERJA, DAN SHIFT KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA DI PT. TPC INDO PLASTIC AND CHEMICALS GRESIK
http://114.7.97.221/index.php/JMKM/article/view/5427
<p><strong>Latar belakang</strong>: Kelelahan kerja dalam sektor industri menjadi salah satu masalah penting dikarenakan dapat mengakibatkan turunnya konsentrasi baik pekerjaan maupun terhdap faktor keselamatan yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. Masa kerja, usia, bahkan <em>shift</em> kerja yang belum memenuhi standar menjadi salah satu faktor kelelahan kerja.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian di PT. TPC Indo Plastic and Chemicals dengan tujuan menganalisis pengaruh masa kerja, usia, dan <em>shift</em> kerja terhadap kelelahan kerja.</p> <p><strong>Metode</strong>: Pendekatan yang bersifat kuantitatif melalui metode observasional analitik dengan desain <em>cross-sectional </em>yang dilakukan di PT. TPC Indo Plastic and Chemicals Gresik pada bulan November 2023 hingga April 2024. Populasi penelitian sebanyak 84 pekerja, sampel yang digunakan sebanyak 70 pekerja dengan teknik <em>simple random sampling</em>. Kelelahan kerja sebagai variabel dependen <em>shift</em> kerja, usia, serta masa kerja sebagai variabel independen. Instrumen penelitian dengan kuesioner dari <em>Industrial Fatigue Research Committee</em> (IFRC). Analisis data dengan uji <em>Rank Spearman</em> dan uji <em>Chi-Square</em> tabel kontingensi 2 x 3.</p> <p><strong>Hasil</strong>: diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan kelelahan kerja (<em>p</em>=0,051) dan masa kerja dengan kelelahan kerja (nilai <em>p</em>=1,000). Terdapat hubungan yang signifikan antara <em>shift</em> kerja dengan kelelahan kerja (nilai <em>p</em>=0,037), menunjukkan bahwa <em>shift</em> kerja berperan dalam mempengaruhi tingkat kelelahan pekerja.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: tidak ada hubungan antara usia, masa kerja dengan kelelahan kerja dan ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja. Saran penelitian ini yaitu menyediakan tempat khusus untuk istirahat dan menambah program olahraga untuk meningkatkan kebugaran fisik pekerja.</p>Ferry FirmansyahNugrahadi Dwi Pasca Budiono
Copyright (c) 2024 Ferry Firmansyah, Nugrahadi Dwi Pasca Budiono
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-232024-12-2392697710.51544/jmkm.v9i2.5427HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
http://114.7.97.221/index.php/JMKM/article/view/5316
<p><strong>Latar belakang</strong>: Kejadian stunting masih ditemukan sampai saat ini. Stunting berhubungan dengan pola makan tetapi masih ditemukan adanya pola makan yang tidak tepat khususnya pada anak usia 6-24 bulan.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Barat.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian ini menggunakan Desain deskritif korelasional dengan pendekatan <em>cross-sectional</em> yang dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Barat pada bulan April 2024. Dimana populasi sebanyak 417 anak dan sampel 224 responden dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pola makan dan pengukuran antropometri. Analisa data dengan uji <em>Chi-Square</em> serta penelitian ini telah mendapat surat etik penelitian</p> <p><strong>Hasil</strong>: Didapatkan hasil bahwa sebanyak 180 responden (80,4%) sudah menerapkan pola makan tepat, dan sebanyak 195 responden (87,1%) tidak mengalami stunting. Didapatkan <em>p-value</em> 0,807 (>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Barat</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Kesimpulan penelitian ini bahwa selain pola makan ada faktor lain yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak sehingga pada penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kejadian stunting pada anak.</p>Ni Made Puspita NingrumMade RismawanNi Kadek Sriasih
Copyright (c) 2024 Ni Made Puspita Ningrum, Made Rismawan, Ni Kadek Sriasih
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-232024-12-2392788710.51544/jmkm.v9i2.5316PENGARUH TANAMAN SANSEVIERIA TERHADAP INDOOR AIR QUALITY (IAQ) DI RUANG COPY CENTER UNIVERSITAS XYZ
http://114.7.97.221/index.php/JMKM/article/view/5443
<p><strong>Latar belakang</strong>: Mayoritas individu menghabiskan waktu di dalam bangunan, membuat kualitas udara dalam ruangan sangat berpengaruh bagi kesehatan. Ruang copy center di Universitas XYZ , yang sering digunakan oleh mahasiswa dan staf, berpotensi mengalami polusi udara tinggi.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tanaman sansevieria terhadap Indoor Air Quality (IAQ) di ruang Copy Center Universitas XYZ.</p> <p><strong>Metode</strong>: Metode: Penelitian ini menggunakan desain One-Group Pretest-Posttest. Pengukuran kualitas udara dilakukan sebelum dan sesudah intervensi dengan menempatkan tanaman Sansevieria di ruang copy center. Parameter yang diukur meliputi suhu, kelembaban, formaldehida (HCHO), partikulat (PM2,5), TVOC, CO, dan CO2.</p> <p><strong>Hasil</strong>: asil menunjukkan penurunan pada kualitas udara setelah intervensi dengan Sansevieria. AQI turun dari 87 (serius) menjadi 33 (ringan). Kadar HCHO, PM2,5, dan TVOC menurun konsisten, sementara kadar CO2 juga menurun meskipun tidak sebesar polutan gas lainnya.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Penelitian menunjukkan bahwa tanaman Sansevieria dapat menurunkan kadar HCHO, PM2,5, dan TVOC, serta memperbaiki Air Quality Index di ruang copy center Universitas XYZ, meskipun ada variabel eksternal seperti aktivitas merokok.</p>SahuriEdwina RudyartiDefi ArjuniLulus Suci HendrawatiAbdul Fallah Saepudin
Copyright (c) 2024 Sahuri, Edwina Rudyarti, Defi Arjuni, Lulus Suci Hendrawati, Abdul Fallah Saepudin
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-232024-12-23928810110.51544/jmkm.v9i2.5443HUBUNGAN FAKTOR MATERNAL TINGGI BADAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 25-59 BULAN
http://114.7.97.221/index.php/JMKM/article/view/5548
<p><strong>Latar belakang</strong>: Stunting merupakan masalah gizi global yang mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak, serta meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling signifikan di dunia. Di tingkat global, sekitar 22% anak di bawah lima tahun (balita) mengalami stunting. Penyebab utama stunting sangat kompleks, melibatkan faktor gizi yang tidak memadai pada ibu hamil dan balita, sanitasi yang buruk, serta kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 25- 59 bulan di Posyandu desa Panggungharjo.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian kuantitatif observasional dengan desain <em>case control</em>. Dilakukan pengukuran variabel terikat yaitu stunting, dan variabel bebas (Tinggi Badan ibu) dicari secara retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 25- 59 bulan di Posyandu desa Panggungharjo Sampel menggunakan simple rundom sampling.sebanyak 120 orang yaitu 60 ibu sebagai kelompok kontrol dan 60 ibu sebagai kelompok kasus.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Hasil uji statistik didapatkan p-value 0,001 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian <em>stunting</em>. <em>Stunting </em>berpeluang 4,692 kali (95% ci 1,142-20,186) pada balita yang lahir dari ibu dengan tinggi badan kurang dari 145cm dibanding balita yang lahir dari ibu dengan tinggi lebih dari 145cm.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Terdapat hubungan yang signifikan dan bermakna antara tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan.</p>Isabella RahmawatiEndang KhoirunnisaKurniasari Pratiwi
Copyright (c) 2024 Isabella Rahmawati, Endang Khoirunnisa, Kurniasari Pratiwi
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-232024-12-239210210710.51544/jmkm.v9i2.5548HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SEI TUALANG RASO KOTA TANJUNGBALAI
http://114.7.97.221/index.php/JMKM/article/view/5576
<p>Anemia zat besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat sehubungan dengan prevalensinya yang tinggi dan dampaknya terhadap kesehatan ibu serta bayinya. Masalah prevalensi gizi merupakan target paling menentukan dari <em>Substainable Devolopment Goals</em> (<em>SDGs</em>) yaitu di bidang kesehatan yang terkait dengan kemiskinan dan kelaparan. Komitmen ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang merupakan salah satu prioritas pembangunan kesehatan. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Sei Tualang Raso tahun 2023, diperoleh data jumlah ibu hamil sebanyak 389 orang, cakupan pemberian tablet zat besi (Fe) 90 tablet sebesar 78,09%. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Konsumsi Tablet Fe di Puskesmas Sei Tualang Raso Kota Tanjungbalai tahun 2023 dan Untuk mengetahui Tindakan Konsumsi Tablet Fe di Puskesmas Sei Tualang Raso Kota Tanjungbalai tahun 2023. Tehnik dalam penelitian ini <em>accidental sampling</em> yaitu ibu hamil yang ditemukan pada waktu penelitian dilaksanakan sebanyak 45 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi, yang menggunakan pendekatan <em>cross sectional study. </em>Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas diketahui bahwa mayoritas tindakan Ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe berada pada kategori Ya yaitu sebanyak 26 orang (57,8%). Hasil uji <em>Chi-Square </em>didapatkan nilai <em>p=0,00</em><em>0 (p<0.05), </em>maka terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan Ibu hamil dengan tindakan konsumsi tablet Fe di Puskesmas Sei Tualang Raso Kota Tanjungbalai.</p>Meni Fuzi Astuti TanjungErlina Esther Rotua Siringoringo
Copyright (c) 2024 Meni Fuzi Astuti Tanjung, Erlina Esther Rotua Siringoringo
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-232024-12-239210811510.51544/jmkm.v9i2.5576DELAPAN FUNGSI KELUARGA DAN PERILAKU CEGAH GERAKAN TUTUP MULUT DENGAN STUNTING DI DAS
http://114.7.97.221/index.php/JMKM/article/view/5553
<p><strong>Latar belakang:</strong> Stunting adalah hambatan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak-anak akibat gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan tinggi badan di bawah standar yang ditetapkan oleh lembaga yang mengawasi kesehatan. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI tahun 2022 menunjukan prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 21,6%. Prevalensi balita stunting di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 27,8%. Prevalensi balita stunting di Kota Pontianak sebesar 19,7%.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> menganalisis hubungan antara 8 Fungsi Keluarga dan Perilaku Cegah GTM dengan Kejadian Stunting di Daerah Aliran Sungai..</p> <p><strong>Metode:</strong> desain <em>cross sectional</em> dengan populasi sebanyak 640 ibu yang memiliki balita berusia 24-59 bulan yang tinggal di daerah aliran Sungai Kapuas. Sampel penelitian sebanyak 119 ibu balita. Pengambilan sampel dengan cara <em>purposive sampling </em>dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi penelitian diantaranya ibu yang memiliki balita dan tinggal di daerah aliran Sungai Kapuas. Penelitian dilakukan selama 2 bulan, mulai Juni-Juli 2024 di DAS Kapuas. Variabel dalam penelitian ini yaitu 8 Fungsi Keluarga dan Perilaku Cegah GTM.</p> <p><strong>Hasil:</strong> menunjukan ada hubungan signifikan antara 8 fungsi keluarga <em>(nilai p=0,000; PR=9,115; 95% CI 4,242-19,584)</em> dan perilaku cegah GTM <em>(nilai p = 0,000; PR=8,478; 95% CI 4,197-17,124)</em> dengan kejadian stunting di daerah aliran sungai.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong> menunjukkan 8 fungsi keluarga dan perilaku Gerakan Tutup Mulut (GTM) dengan kejadian Stunting pada Balita di daerah aliran sungai. Keluarga memiliki peran penting dalam pencegahan stunting..</p>Nur Ayu OktavianaMarlenywatiElly TrisnawatiIndah Budiastutik
Copyright (c) 2024 Nur Ayu Oktaviana, Marlenywati, Elly Trisnawati, Indah Budiastutik
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-12-232024-12-239211612510.51544/jmkm.v9i2.5553