ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA STUNTING PADA BALITA di WILAYAH KABUPATEN NIAS UTARA 2024

Authors

  • Dwi Pannisari Daeli Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Donal Nababan Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Siska Evi Martina Universitas Sari Mutiara Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.51544/jkmlh.v9i2.5827

Keywords:

Faktor Stunting, 24-29 bulan, Balita

Abstract

Stunting merupakan masalah pertumbuhan pada anak di bawah lima tahun, di mana mereka memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari seharusnya karena kekurangan nutrisi yang berkepanjangan. Pada tahun 2020, Indonesia memiliki masalah stunting yang serius, dengan angka prevalensi 31,8% menurut data WHO, menjadikannya negara dengan prevalensi stunting tertinggi kedua di Asia TenggaraTarget pemerintah dalam RPJMN 2020-2024, prevalensi stunting turun hingga 14%. Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan stunting pada balita usia 24-59 bulan yang tinggal di Kabupaten Nias Utara. Studi ini menerapkan pendekatan kuantitatif analitik observasional dengan desain case control. Populasi yang diteliti mencakup seluruh balita yang tercatat di Wilayah Kabupaten Nias Utara. Studi ini melibatkan 118 balita sebagai sampel, dengan komposisi 59 balita dalam kelompok kasus dan 59 balita dalam kelompok kontrol. Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan stunting pada balita usia 24-59 bulan yang tinggal di Kabupaten Nias Utara. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kejadian stunting ada hubungannya dengan riwayat pemberian ASI Eksklusif berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nila p 0,001, riwayat pemberian MP-ASI nilai p 0,000, usia ibu saat hamil nilai p 0,000, jarak kelahiran nilai p 0,001, status pendidikan ibu didapatkan nilai p 0,000, status pekerjaan ibu nilai p 0,000, status pendapatan keluarga nilai p 0,000, pola nutrisi nilai p 0,000, penyakit infeksi nilai p 0,000, sanitasi lingkungan nilai p 0,008, status imunisasi nilai 0,008 dan pola asuh nilai p = 0,008.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adani, F. Y., & Nindya, T. S. 2017. “Perbedaan asupan energi, protein, zink dan perkembangan pada balita stunting dan non stunting.” Amerta Nutrition, Volume 1 No. 2 (hlm. 46–51).

Ahmad, A., Madanijah, S., Dwiriani, C. M., & Kolopaking, R. 2018. “Iron Deficiency Risk Factors in Undernourished Children Aged 6-23 Months in Aceh, Indonesia.” Jurnal Gizi dan Pangan, Volume 13 No. 3, (hlm. 145-156).

Almaitsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Bandawati, Mexitalia, M., & Rahfiludin, M.Z. 2016. “Pengaruh asupan Energi dan Protein terhadap Perubahan Status Gizi Pasien Anak Selama Dirawat di RSUP dr. Karyadi Semarang.” Jurnal Gizi Indonesia, Volume 4 No. 2 (hlm. 102-106).

Bangun, H.A., Donal N. & Evawani M. (2017). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Anak Balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara”. Jurnal Ilmiah Simantek, 4(3) : 113-123.

BAPPENAS RI. (2018). 160 Kabupaten/Kota Prioritas dengan Masing-masing 10 Desa untuk Penanganan Stunting. Jakarta: BAPPENAS.

Bentian, I., & dkk. (2015). Faktor Risiko Terjadinya Stunting Pada Anak TK Di Wilayah Kerja Puskesmas Siloam Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe Propinsi Sulawesi Utara. JIKMU, 5(01), 1-7. 119.

Candra, A. (2013). Hubungan Underlying Factors dengan Kejadian Stunting Pada Anak 1 - 2 Tahun. Jurnal Ilmiah.

Desyanti, C., & Nindya, T. S. (2017). Hubungan Riwayat Penyakit Diare dan Praktik Higiene dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Simolawang, Surabaya. Amerta Nutr, 1, 243- 251.

Fajrina, N. (2016). Hubungan Faktor Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul. Yogyakarta: Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta.

Fitri.(2012). "Berat Lahir sebagai Faktor Dominan Terjadinya Stunting pada Balita 12-59 bulan di Sumatera”. Thesis. Depok : FKM UI.

Fitri, L. (2018). “Hubungan BBLR dan ASI eksklusif dengan kejadian stunting di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru”. Jurnal Endurance, 3(1), 131–137.

Fransisca, Masdalina P., Johansen H., Donal N., Nettietalia Br. B. & Mido E.J.S. (2022). “Faktor Risiko Stunting pada Balita Usia 25-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur”. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(3) : 2097-2109.

Hafid, F., Djabu, U., Udin, & Nasrul. (2017). “ Efek Program SBABS Terhadap

Khoeroh, H., & Indriyanti, D. (2017). “Evaluasi Penatalaksanaan Gizi Balita Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sirampog.” Unnes Journal of Public Health, 6(3):189-195.

Kusumawati, E., Rahardjo, S., & Sari H. P. (2015). “Model Pengendalian Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia di Bawah Tiga Tahun.” Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 9(3):249-256.

Mentari, S. (2018). “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Stunting Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja UPK Puskesmas Siantan Hulu. Pontianak.” Poltekkes Kemenkes Pontianak.

Mugianti, S., & dkk. (2018). “Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.” Jurnal Ners dan Kebidanan, 5, 268-278.

Nababan, D., Siska E.M., Fatimah A. & Vita R. (2023). “Peran Ibu dalam Penanganan Stunting.” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1) : 51-55.

Ni'mah, K. (2015). “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita.” Surabaya: Universitas Airlangga.

Ni'mah, K., & Nadhiroh, S. R. (2015). “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita.” Media Gizi Indonesia, 10, 13-19

Nurjanah , O. L. (2018). “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Klecorejo Kabupaten Madiun.” Madiun: STIKES BHAKTI HUSADA MULIA.

Permatasari, D.F & Sumarmi. (2018). “Perbedaan Panjang Badan Lahir, Riwayat Penyakit Infeksi, dan Perkembangan Balita Stunting dan Non Stunting.” Jurnal Berkala Epidemiologi. 6(2): 182-191.

Peter, E.S., Aliyu,, S.H., & Hassan, R.S. (2019). “Nutrition Assesment and Factors Influencing Malnutrition among Children Under Five in Adjumani District Uganda.” Journal of Advances in Medicine and Medical Research, 29(3):1-7.

Putri, RF. (2014). “Hubungan Status Imunisasi dengan Status Gizi Balita Usia 12-23 Bulan di Kelurahan Punggawan Banjarsari Surakarta.” Jurnal Kesehatan. 3(1):10-16.

Putri, Nova & Shirley. (2015). “Hubungan antara Riwayat Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Pada Anak Batita di Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow.” Jurnal Bomedik, 2(2).

Rahmawati, Fauziyah, A., Tanziha, I., Hardiyansyah, & Briawan, D. (2018). “Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Stunting Remaja Akhir.” Window of Health: Jurnal Kesehatan, 1(2): 90-96.

Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul. (2018). “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang Tahun 2018.” Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 275-284.

Solin, A. R., & dkk. (2019). “Hubungan Kejadian Penyakit Infeksi terhadap Kejadian Stunting pada Balita 1-4 Tahun.” JOM FKp, 6, 65-71.

Sostinengari, Y. (2018). “Faktor Determinan Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-59 Bulan di Kabupaten Konawe Kepulauan.” Kondari: Poltekkes .

Taher, E., Elkoly, M., Zaghloul, S., & Mohammed, H. (2018). “Predictors of Stunting among Children Attending the National Nutrition Institute in Egypt.” The Egiptian Journal of Community Medicine, 36(1):45-60.

Wadhani, L.P.P., Yogeswara, I.B. A. (2017). “Tingkat Konsumsi Zat Besi (Fe), Seng (Zn) dan Status Gizi serta Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar.” Jurnal Gizi Indonesia, 5(2): 82-87.

Widyaningsih, N.N., Kusnandar, & Anantanyu, A. (2018). “Keragaman Pangan, Pola Asuh Makan dan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan.” Jurnal Gizi Indonesia 7(1):22-29

Downloads

Published

2025-04-29

How to Cite

Daeli, D. P., Nababan, D., & Martina, S. E. (2025). ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA STUNTING PADA BALITA di WILAYAH KABUPATEN NIAS UTARA 2024. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP, 9(2), 160–174. https://doi.org/10.51544/jkmlh.v9i2.5827