ANALISA KADAR KREATININ DARAH PADA PENDERITA TB PARU YANG TELAH MENGKONSUMSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS LEBIH DARI 4 BULAN DI UPT KESEHATAN PARU MASYARAKAT MEDAN
Main Article Content
Abstract
Penyakit Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang di tularkan melalui udara dan pada umumnya menyerang paru-paru dengan klinisi batuk, sesak nafas, demam, nyeri dada, batuk darah dan lelah. Pengobatan TB Paru terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif dan fase lanjutan. Semua obat yang dikonsumsi dapat menjadi toksik di dalam tubuh, akibat lamanya mengkonsumsi obat akan berpengaruh terhadap organ lainnya, salah satunya adalah fungsi ginjal. Salah satu pemeriksaan fungsi ginjal adalah kreatinin. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian di laboratorium Unit Pelayanan Teknik (UPT) Kesehatan Paru Masyarakat Medan tahun 2015 pada bulan april-mei, pada penderita TB Paru yang mengkonsumsi obat anti tuberculosis lebih dari 4 bulan dengan sampel sebanyak 20 orang, bahan yang digunakan adalah serum. Dengan metode penelitian deskriptif crossectional dan metode pemeriksaan jaffe reaction dengan hasil yang normal 17 orang (85%) dan yang meningkat 3 orang (15%) yang normal menunjukan, bahwa pada penderita TB paru yang mengkonsumsi obat anti tuberkulosis selama pengobatannya tidak merusak fungsi ginjal, jika mengkonsumsi obat anti tuberculosis secara rutin dan sesuai petunjuk dokter.
Downloads
Article Details
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
Â
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).