ANALISA KADAR ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK JELANTA YANG DIPERJUALBELIKAN PADA PENJUAL GORENG DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA SECARA ALKALIMETRI
Main Article Content
Abstract
Minyak goring merupakan kebutuhan pokok yang digunakan dalam memasak sebagai media penghantar panas pada proses penggorengan yang akan memberikan cita rasa yang lebih lezat, dan aroma serta penampilan makanan yang lebih menarik. Kerusakkan minyak goreng sering dijumpai karena suhu penggorengan yang tidak terkontrol dengna baik sehingga menyebabkan minyak terhidrolisis dan teroksidasi. Salah satu parameter terpenting dalam pengukuran kerusakkan minyak adalah penentuan kadar asam lemak bebas (FFA). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar asam lemak bebas pada minyak goreng curah yang digunakan oleh para penjual gorengan di sekitaran wilayah kecamatan medan Helvetia. Penelitian ini dilakukan dengan metode titrasi alkalimetri. Dari hasil penelitian minyak goreng sebelum penggorengan dengan kode sampel (A1, B1, dan C1) sudah memenuhi syarat mutu minyak goreng, dan minyak goreng sesudah berulang hingga empat kali penggorengan dengan kode sampel A2, A3, A4, A5, B2, B3, B4, B5, C2, C3, C4, C5 juga masih memenuhi syarat mutu minyak goreng sesuai SNI 7709:2012 yaitu maksimal 0,30%. Penelitian ini menyarankan agar masyarakat memperhatikan suhu penggorengan serta kadar air dari bahan yang digoreng.
Downloads
Article Details
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
Â
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).