IDENTIFIKASI TELUR CACING Ascaris lumbricoides METODE KATO PADA TINJA ANAK SDN 104186 KELAS III-IV DESA TANJUNG SELAMAT KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG
Main Article Content
Abstract
Ascaris lumbricoides yaitu cacing Nematoda usus yang habitatnya di usus halus, termasuk kelompok cacing yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminth) jika menelan telur Ascaris lumbricoides fertilized. Telah dilakukan penelitian di Laboratorium Kimia-Biologi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi D-III Analis Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan metode pemeriksaan secara langsung menggunakan Metode Kato.Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi Telur Cacing Ascaris lumbricoides pada tinja anak SDN 104186 kelas III-IV Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2015. Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan cara crossectional disimpulkan bahwa dari45 siswa-siswi kelas III-IV ditemukan ada 2 orang penderita yang terinfeksi telur Ascaris lumbricoides (4,4%) dimana dari 22 siswa kelas III ada 1 orang penderita terinfeksi telur cacing Ascaris lumbricoides pada sediaan tinjadalam bentuk fertilized, Unfertilized dan decorticated (2,2%) dan dari 23 siswa kelas IV ada 1 orang penderita terinfeksi telur cacing Ascaris lumbricoides pada sediaan tinja dalam bentuk fertilized, Unfertilized (2,2%).
Downloads
Article Details
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
Â
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).