PEMBUATAN LOTION PENGUSIR NYAMUK DENGAN MINYAK CYMBOPOGON CITRATUS DC. DAN MINYAK CYMBOPOGON NARDUS L.
Keywords:
Minyak Serai, Minyak Serai Wangi, Anti NyamukAbstract
Penyakit (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia hingga saat ini. Biasanya, orang memilih untuk menggunakan repellent cair atau bakar. Meski cukup efektif, obat nyamuk jenis ini berisiko karena mengandung bahan aktif Dietiltoluamida yang merupakan bahan kimia sintetik beracun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sereh wangi (Cymbopogon citratus DC.) dan minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus L.) berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian dengan ±50 nyamuk yang dimasukkan ke dalam kotak uji dengan perlakuan Formulasi I (Minyak Upacara), Formulasi II (Minyak Upacara), dan Formulasi III (Minyak Sereh + Minyak Sereh). Pengujian diulang enam kali dengan waktu pengujian setiap 20 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata gigitan nyamuk pada Formula I adalah 1 kali. Formulasi II adalah 0,66 kali, dan Formulasi III adalah 0,5 kali. Kesimpulan dari penelitian ini adalah formulasi III kombinasi minyak sereh wangi (Cymbopogon citratus DC.) dan minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus L.) memiliki aktivitas yang lebih baik sebagai penolak serangga.
Downloads
References
Ramadhani, T., Yunianto, B. 2009. Aktivitas Mengigit Nyamuk CulexQuinquefasciatus Di Daerah Endemis Filariasis Limfatik Kelurahan PabeanKota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah.
Megantara, dkk: 2017, Formulasi Lotion Ekstrak Buah Raspberry (Rubus Rosifolius) Dengan Variasi Konsentrasi Trietanolamin Sebagai Emulgator Serta Uji Hedonik Terhadap Lotion. FMIPA Universitas Udayana: Bali.
Dellate., Helene, A. Desvars, A. Bouetard, S. Bord, G. Gimonneau, G. Vourc’h and D. Fontenille. 2010. Blood-Feeding Behavour of Aedes albopictus, a Vector of Chikungunya on La Reunion. Vector-Borne and Zoonotic Diesease.
Aryu Candra: 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risik Penularan., Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010: 110 –119.
Lachman, L., H. A. Lieberman, dan J. L. Kanig.1994. Teori dan Praktek FarmasiIndustri. Edisi III. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sularto, S. A. dkk. 1995. Pengaruh Pemakaian Madu sebagai Pensubstitusi Gliserin dalam Beberapa Jenis Krim Terhadap Kestabilan Fisiknya. Bandung: Universitas Padjajaran.